Selasa, 23 September 2014

ARTIKEL Review Model Evaluasi GAP Analysis

Review Model Evaluasi Gap Analysis

Konsep Gap Analysis
Gap analysis merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja dari instansi pemerintahan, khususnya dalam upaya penyediaan pelayanan terhadap hal layak umum. Hasil analisistersebut dapat menjadi input yang berguna bagi perencanaan dan penentuan prioritasanggaran di masa yang akan datang. Selain itu, gap analysis atau analisis kesenjangan juga merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam tahapan perencanaan maupun tahapan evaluasi kinerja. Metode ini merupakan salah satu metode yang umum digunakan dalam pengelolaan manajemen internal suatu lembaga. Secara harafiah kata “gap” mengindikasikan adanya suatu perbedaan (disparity) antara satu hal dengan hal lainnya.
Model Gap ini dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithamet, dan Barry dalam serangkaian penelitian terhadap studi kasus yang diambil. Model gap ini juga dikenal dengan model ServQual (singkatan dari Service Quality) karena gap analysis sering digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan. Model ini juga didasarkan atau adanya asumsi konsumen membandingkan kinerja layanan pada atribut-atribut relevan dengan standar ideal/sempurna untuk masing-masing atribut jasa.
Model gap ini juga pada dasarnya digunakan pada bidang bisnis dan manajemen karena dianggap mampu memudahkan perusahaan untuk membandingkan kinerja aktual potensialnya. Sehingga, pihak perusahaan dapat mengetahui sektor dan bidang mana yang sebaiknya harus diperbaiki dan ditingkatkan.
Dari penjelasan terkait gap analisis sebelumnya, dapat dilihat bahwa terdapat berbagai definisi gap analysis ialah sebagai suatu metode atau alat yang digunakan untuk membantu suatu lembaga membandingkan performansi actual dengan performansi potensi. Dengan kata lain, gap analisis merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengetahui  kinerja dari suatu program yang sedang berjalan dengan sistem standar.
Analisis gap itu sendiri tidak hanya diterapkan dalam manajemen internal suatu lembaga/instansi, akan tetapi dapat juga diterapkan dalam evaluasi kinerja dari pemerintah. Oleh karenanya analisis gap ini dapat dikatakan sebagai alat analisis yang mempunyai pendekatan bottom-up yang dapat memberikan input berharga bagi pemerintah, terutama dalam perbaikan dan peningkatan kinerja pelayanan kepada masyarakat.
Tujuan dan Manfaat Analisis Gap
Selain itu, terdapat tujuan dari analisis gap untuk mengidentifikasi gap antara alokasi optimis dan integrasi input, serta ketercapaian sekarang. Analisis gap membantu suatu instansi dalam mengungkapkan yang mana harus diperbaiki. Proses analisis gap mencakup penetapan, dokumentasi, dan sisi positif keragaman keinginan kapabilitas (sekarang).
Berikut ialah beberapa manfaat dari gap analysis, yaitu antara lain:
a.       Menilai seberapa besar kesenjangan antara kinerja aktual dengan suatu yang yang diharapkan.
b.      Mengetahui peningkatan kerja yang diperlukan untuk menutup kesenjangan tersebut.
c.       Menjadi salah satu dasar pengambilan keputusan terkait prioritas waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi standar pelayanan yang telah ditetapkan.
d.      Mengetahui kondisi terkini dan tindakan apa yang akan dilakukan di masa yang akan datang.
Bentuk dan Perhitungan Analisis Gap
Analisis gap mempunyai bentuk yang berbeda-beda, perbedaan tersebut disesuaikan dari penerapan dan fungsinya. Jika dilihat pada tempat implementasinya, analisis gap dapat digunakan untuk mengukur perkembangan pembangunan khususnya pembangunan di daerah.
Dalam konsep gap ini, terdapat beberapa model yang dikembangkan oleh Parasuraman dkk, yaitu diantaranya :
a.       Kesenjangan antara persepsi manajemen atas skpektasi konsumen akan pelayanan yang seharusnya 
      diberikan oleh perusahaan.
b.      Kesenjangan antara persepsi manajemen atas ekspektasi persepsi konsumen tersebut menjadi spesifikasi 
      kualitas pelayanan.
c.       Kesenjangan antara standar pelaynana tersebut dan pelayanan yang diberikan.
d.      Kesenjangan antara pelayanan yang diberikan dengan informasi eksternal kepada konsumen atau 
      pelayanan yang dijanjikan kepada konsumen.
Dalam proses pelaksanaan dari metode evaluasi analisis gap ini, terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan untuk mencapainya, yaitu diantaranya :
a)      Pengidentifikasian komponen seperti apa yang akan dianalisis.
b)      Penentuan standar pelayanan, baik pelayanan yang sifatnya formal maupun non formal.
c)      Penyebaran kuisioner atau wawancara terhadap masyarakat dan instansi pemerintahan.
d)     Penganalisaan data dengan menggunakan statistik deskriptif
·         Penganalisaan dengan menggunakan statistik ini ialah dengan menggunakan rumusan statistik, yaitu 
      dengan perhitungan rata-rata skor dari masing-masing dimensi di atas, dengan formula :
·         Perhitungan kesenjangan masing-masing dimensi dengan formula :
      Kesenjangani (Gi) = Rata-rata expected service– Rata-rata perceived servicei
·         Perhitungan rata-rata kesenjangan
·         Melakukan analisa kesenjangan
o   Jika Ḡ>0 = kualitas yang diharapkan masyarakat lebih tinggi daripada kualitas pelayanan yang dirasakan 
    masyarakat, maka instansi terkait perlu meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan publik.
o   Jika Ḡ<0 = kualitas yang diharapkan masyarakat lebih rendah daripada kualitas pelayanan yang dirasakan 
    masyarakat, maka instansi terkait telah dianggap memberikan kinerja dan kualitas pelayanan publik yang 
    baik.
o   Jika Ḡ=0 = kualitas yang diharapkan masyarakat sama dengan kualitas pelayanan yang dirasakan 
    masyarakat, maka instansi terkait telah memberikan pelayanan yang baik namun perlu peningkatan.
e)      Follow Up
Dengan melihat hasil analisa, instansi terkait (misal, pemerintah) dapat menyusun kebijakan yang diperlukan untuk menutupi kesenjangan.
Kesimpulan yang didapat dari Analisis Gap
Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, maka dapat dilihat bahwa analisis gap ini mempunyai dasar yang jelas ketika ingin memproyeksikan pembangunan di masa yang akan datang. Contoh kasus ketika pemerintah memiliki target untuk menuntaskan masalah kesenjangan publik dalam kurun waktu 3-5 tahun, maka dari hasil analisis gap tersebut dapat dijadikan dasar yang kuat untuk pengalokasian anggaran dan target-target pencapaian jangka pendek. Maka secara tidak langsung akan menjadi tindakan yang tepat untuk mengurangi dan menghilangkan kesenjangan publik secara efektif dan lebih efisien. Selain itu juga, dengan penggunaan analisis gap ini bisa menjadi perubahan paradigma, yang biasanya menggunakan pola top-down dapat menggunakan pola buttom-up pada analisis ini.
Daftar Pustaka
Bappenas, 2009. Pedoman Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral. Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar