Review Model Evaluasi Gap Analysis
Konsep
Gap Analysis
Gap analysis merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
kinerja dari instansi pemerintahan, khususnya dalam upaya penyediaan pelayanan
terhadap hal layak umum. Hasil analisistersebut dapat menjadi input yang
berguna bagi perencanaan dan penentuan prioritasanggaran di masa yang akan
datang. Selain itu, gap analysis atau analisis kesenjangan juga merupakan
salah satu langkah yang sangat penting dalam tahapan perencanaan maupun tahapan
evaluasi kinerja. Metode ini merupakan salah satu metode yang umum digunakan
dalam pengelolaan manajemen internal suatu lembaga. Secara harafiah kata “gap” mengindikasikan adanya suatu
perbedaan (disparity) antara satu hal
dengan hal lainnya.
Model Gap ini dikembangkan oleh Parasuraman, Zeithamet, dan Barry
dalam serangkaian penelitian terhadap studi kasus yang diambil. Model gap ini
juga dikenal dengan model ServQual (singkatan dari Service Quality) karena gap
analysis sering digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan. Model ini juga
didasarkan atau adanya asumsi konsumen membandingkan kinerja layanan pada
atribut-atribut relevan dengan standar ideal/sempurna untuk masing-masing
atribut jasa.
Model gap ini juga pada dasarnya digunakan pada bidang bisnis dan
manajemen karena dianggap mampu memudahkan perusahaan untuk membandingkan
kinerja aktual potensialnya. Sehingga, pihak perusahaan dapat mengetahui sektor
dan bidang mana yang sebaiknya harus diperbaiki dan ditingkatkan.
Dari
penjelasan terkait gap analisis sebelumnya, dapat dilihat bahwa terdapat
berbagai definisi gap analysis ialah sebagai suatu metode atau alat yang
digunakan untuk membantu suatu lembaga membandingkan performansi actual dengan performansi potensi.
Dengan kata lain, gap analisis merupakan suatu metode yang digunakan untuk
mengetahui kinerja dari suatu program
yang sedang berjalan dengan sistem standar.
Analisis
gap itu sendiri tidak hanya diterapkan dalam manajemen internal suatu
lembaga/instansi, akan tetapi dapat juga diterapkan dalam evaluasi kinerja dari
pemerintah. Oleh karenanya analisis gap ini dapat dikatakan sebagai alat
analisis yang mempunyai pendekatan bottom-up
yang dapat memberikan input berharga bagi pemerintah, terutama dalam perbaikan
dan peningkatan kinerja pelayanan kepada masyarakat.
Tujuan
dan Manfaat Analisis Gap
Selain
itu, terdapat tujuan dari analisis gap untuk mengidentifikasi gap antara
alokasi optimis dan integrasi input, serta ketercapaian sekarang. Analisis gap
membantu suatu instansi dalam mengungkapkan yang mana harus diperbaiki. Proses analisis
gap mencakup penetapan, dokumentasi, dan sisi positif keragaman keinginan
kapabilitas (sekarang).
Berikut
ialah beberapa manfaat dari gap analysis, yaitu antara lain:
a. Menilai
seberapa besar kesenjangan antara kinerja aktual dengan suatu yang yang
diharapkan.
b. Mengetahui
peningkatan kerja yang diperlukan untuk menutup kesenjangan tersebut.
c. Menjadi
salah satu dasar pengambilan keputusan terkait prioritas waktu dan biaya yang
dibutuhkan untuk memenuhi standar pelayanan yang telah ditetapkan.
d. Mengetahui
kondisi terkini dan tindakan apa yang akan dilakukan di masa yang akan datang.
Bentuk
dan Perhitungan Analisis Gap
Analisis gap mempunyai bentuk yang
berbeda-beda, perbedaan tersebut disesuaikan dari penerapan dan fungsinya. Jika
dilihat pada tempat implementasinya, analisis gap dapat digunakan untuk
mengukur perkembangan pembangunan khususnya pembangunan di daerah.
Dalam konsep gap ini, terdapat beberapa
model yang dikembangkan oleh Parasuraman dkk, yaitu diantaranya :
a. Kesenjangan
antara persepsi manajemen atas skpektasi konsumen akan pelayanan yang
seharusnya
diberikan oleh perusahaan.
diberikan oleh perusahaan.
b. Kesenjangan
antara persepsi manajemen atas ekspektasi persepsi konsumen tersebut menjadi
spesifikasi
kualitas pelayanan.
kualitas pelayanan.
c. Kesenjangan
antara standar pelaynana tersebut dan pelayanan yang diberikan.
d. Kesenjangan
antara pelayanan yang diberikan dengan informasi eksternal kepada konsumen atau
pelayanan yang dijanjikan kepada konsumen.
pelayanan yang dijanjikan kepada konsumen.
Dalam proses pelaksanaan dari metode
evaluasi analisis gap ini, terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan untuk
mencapainya, yaitu diantaranya :
a) Pengidentifikasian
komponen seperti apa yang akan dianalisis.
b) Penentuan
standar pelayanan, baik pelayanan yang sifatnya formal maupun non formal.
c) Penyebaran
kuisioner atau wawancara terhadap masyarakat dan instansi pemerintahan.
d) Penganalisaan
data dengan menggunakan statistik deskriptif
·
Penganalisaan dengan menggunakan
statistik ini ialah dengan menggunakan rumusan statistik, yaitu
dengan perhitungan rata-rata skor dari masing-masing dimensi di atas, dengan formula :
dengan perhitungan rata-rata skor dari masing-masing dimensi di atas, dengan formula :
·
Perhitungan kesenjangan masing-masing
dimensi dengan formula :
Kesenjangani (Gi) = Rata-rata expected servicei – Rata-rata perceived servicei
·
Perhitungan rata-rata kesenjangan
·
Melakukan analisa kesenjangan
o
Jika Ḡ>0 = kualitas yang diharapkan
masyarakat lebih tinggi daripada kualitas pelayanan yang dirasakan
masyarakat, maka instansi terkait perlu meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan publik.
masyarakat, maka instansi terkait perlu meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan publik.
o
Jika Ḡ<0 = kualitas yang diharapkan
masyarakat lebih rendah daripada kualitas pelayanan yang dirasakan
masyarakat, maka instansi terkait telah dianggap memberikan kinerja dan kualitas pelayanan publik yang
baik.
masyarakat, maka instansi terkait telah dianggap memberikan kinerja dan kualitas pelayanan publik yang
baik.
o
Jika Ḡ=0 = kualitas yang diharapkan
masyarakat sama dengan kualitas pelayanan yang dirasakan
masyarakat, maka instansi terkait telah memberikan pelayanan yang baik namun perlu peningkatan.
masyarakat, maka instansi terkait telah memberikan pelayanan yang baik namun perlu peningkatan.
e) Follow
Up
Dengan melihat hasil analisa, instansi terkait (misal,
pemerintah) dapat menyusun kebijakan yang diperlukan untuk menutupi
kesenjangan.
Kesimpulan
yang didapat dari Analisis Gap
Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, maka
dapat dilihat bahwa analisis gap ini mempunyai dasar yang jelas ketika ingin
memproyeksikan pembangunan di masa yang akan datang. Contoh kasus ketika
pemerintah memiliki target untuk menuntaskan masalah kesenjangan publik dalam
kurun waktu 3-5 tahun, maka dari hasil analisis gap tersebut dapat dijadikan
dasar yang kuat untuk pengalokasian anggaran dan target-target pencapaian
jangka pendek. Maka secara tidak langsung akan menjadi tindakan yang tepat
untuk mengurangi dan menghilangkan kesenjangan publik secara efektif dan lebih
efisien. Selain itu juga, dengan penggunaan analisis gap ini bisa menjadi
perubahan paradigma, yang biasanya menggunakan pola top-down dapat menggunakan pola buttom-up
pada analisis ini.
Daftar
Pustaka
Bappenas, 2009. Pedoman
Evaluasi Kinerja Pembangunan Sektoral. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar